Header Ads

LightBlog

Diet kantong plastik, seberapa efektifkah?



Diet kantong plastik, seberapa efektifkah?



Penerapan pelarangan kantong plastik di DKI Jakarta akhir-akhir ini ramai mengisi pemberitaan publik. Kebijakan yang dicetuskan oleh Pemprov DKI banyak menuai pro kontra di masyarakat. Pasalnya, kantong plastik yang selama ini ditengarai mampu menyumbang sampah di daerah ibukota akan di stop peredarannya. Akhirnya, masyarakat pun dipaksa harus mengubah kebiasaannya menjadi diet kantong plastik. Hal ini bukan tanpa alasan sebab kantong plastik yang menjadi bahan tak terbarukan ini memang menjadi sampah yang penguraiannya tidak bisa dalam hitungan jari. Bahkan akibat dari proses produksi hingga pemakaiannya banyak menyebabkan masalah baik lingkungan hingga kesehatan manusia. Hal ini pun memicu beberapa daerah di tanah air kemudian melakukan pembatasan terhadap penggunaannya. Sampah plastik memang seringkali memenuhi tempat sampah hingga Tempat Pembuangan Akhir di banyak wilayah. Tidak hanya di perkotaan namun juga di daerah pelosok desa sekalipun. Ini artinya mengindikasikan ketergantungan masyarakat kita terhadap benda ini. Dalam keseharian masyarakat memerlukan tidak hanya untuk membungkus makanan, namun juga untuk berbelanja di pasar. Otomatis, sampah plastik akan membludak dan menyebabkan pencemaran tiada henti. Kebiasaan ini tidak sepenuhnya salah masyarakat. Sebab, masyarakat akan jauh lebih memilih hal yang murah dan dapat mereka jangkau daripada membeli totebag atau keranjang belanja dan semacamnya yang penggunaannya bisa berkali-kali namun harus ribet dengan mencuci atau membersihkannya. Pada akhirnya diet kantong plastik dapat menekan perubahan lingkungan yang disebabkan oleh si pemilik rantai karbon panjang ini. Tingkat penumpukan sampah plastik di daerah pun akan semakin menurun. Pencemaran plastik di pemukiman hingga lautan pun juga akan semakin sedikit. Jadi, tugas pemerintah sekarang adalah memberikan second choice atau pilihan kedua pada masyarakat dengan memberikan alternatif lain diluar kantong plastik guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan wadah semacam ini. Ay/ Kim Perona

Tidak ada komentar