Header Ads

LightBlog

MAGIS TANGAN SALMAN SULAP DESA LEMBUNG KAB.PAMEKASAN


       
     Sejauh mata memandang hamparan petak-petak lahan garam sembari semilir angin hawa pantai membawa panas terasa di tubuh, Kincir-kincir angin bertebaran melukis panorama Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Disisi lain rimbunan 44 hektar pohon Mangrove atau bakau  begitu elok dipandang sehingga membawa sekumpulan habitat hewan asyik bercekrama membawa rejeki bagi masyarakat Desa. Rimbunan pohon Mangrove menjadi saksi keuletan dan kerja keras sosok Bapak Slaman tokoh dan penggiat Lingkungan.

      Tahun 1986 merupakan awal merintis penanaman Mangrowe atau Bakau bersama almarhum ayahnya, Saat itu kondisi Desa Lembung yang terletak di pesisir sering banjir apabila air laut pasang. Ayah 2 anak ini mulai mengajak masyarakat dan perangkat Desa untuk mulai menanam Mangrove sebagai penangkis air laut  untuk menanggulangi permasalahan Desanya. Bapak Salman membentuk komonitas Sabuk Hijau sebagai wadah bagi sesama yang perduli lingkungan di Desa lembung. Berbagai rintangan dihadapinya mulai dari cibiran,cemohan dan protes yang dibaringi dengan pengerusakan apa yang telah dikerjakan  suami dari Nurul Imanah, tetapi rintangan tersebut tidak menyurutkan niat ikhlas dan tulusnya untuk membuat perubahan Desanya lebih baik lagi.

        Penanaman 44 hektar Mangrowe di Desa Lembung mempunyai 2 cara  yakni, Propagul yakni menanam dua pertiga buah Mangrove  ke tanah atau pantai,  dan polybang yakni penanaman bibit terlebih dahulu menggunakan polybang sebelum ditanam di pantai. Untuk menambah nilai manfaat dari mangrowe Bapak Salman beserta aktifis lingkungan Sabuk Hitam mulai merambah kedunia produksi dengan memanfaatkan kopi,teh dan madu buah Mangrowe. Dalam produksinya Salman mengkaryakan masyarakat sekitarnya yang didominasi Ibu-ibu meski dengan menggunakan alat-alat tradisional namun penjualanannya berhasil merambah pangsa pasar luar negeri diantaranya Jepang sehingga menarik organisasi Internasional asal Jepang yakni  Organization For Industrial and Cultural Advacement (OISCA) sebuah lembaga nirlaba yang banyak mempunyai cabang di berbagai negara terutama di Asia Pasifik dan Amerika Latin yang bertujuan untuk meningkatkan budaya berkarya pada Masyarakat Dunia, khususnya Masyarakat negara Berkembang.
Berbagai penghargaan telah diraihnya mulai dari tingkat Kabupaten Pamekasan sampai dengan tingkat Nasional yakni di tahun 2013 beliau meraih Juara 1 Nasional Penghargaan Adi Bhakti Mina Bahari bidang pesisir dan pulau-pulau kecil.

      Keberhasilan dan prestasi Bapak Salman ini menginsirasi generasi muda bahkan menjadi bahan rujukan penelitian para dosen dan Mahasiswa perguruan tinggi. Salman saat ini mulai mengetuk tularkan ilmi dan pengalamannya untuk membantu sesama penggiat dan pencinta lingkungan khususnya di daerah pesisir pantai.

      Diakhir tulisan Feature redaksi KIM Perona kali ini menyampaikan mohon doa restu untuk Bapak Slaman sebagai pemangku Sabuk Hijau dalam pelestarian Mangrove yang akan maju dalam lomba Wana Lestari di Kementerian Lingkungan Hidup Tingkat Nasional mewakili Provensi Jawa Timur tahun 2020.


Tidak ada komentar